Minggu, 14 Juni 2015

JURNAL INTERNASIONAL BIOLOGI

Senin, 04 Mei 2015


Assalammualikum Wr. Wb.

Kali ini saya akan memposting cerita Inspiratif untuk para pembaca. Cerita ini sangat menginspirasi bagi para pembaga untuk memotivasi diri kita agar lebih bersyukur dalam menjalani hidup. Berikut cuplikan cerita tersebut.....


Kisah Inspiratif Saya Mencari Istri Yang Setia Untuk Suamiku



       Ini merupakan kisah nyata dari Wanita muda yang menderita tumor otak stadium akhir yang bernama Feng Ying, 23 Tahun istri dari pemuda tampan bernama Yang Haibing yang bekerja sebagai seorang karyawan di kantor pos. Yang Haibing adalah seorang suami yang sangat mencintai istrinya. Walaupun mereka belum lama saling mengenal. Haibing memutuskan untuk menikahi Ying ying walaupun awalnya orang tua Haibing tidak merestui hubungan mereka dan Haibing mengetahui penyakit yang diderita Ying Ying. Dengan usaha haibing yang gigih dia berhasil meluluhkan hati kedua orang tuanya, mereka Hidup sangat bahagia. 
         Dengan pernuh perhatian haibing merawat Ying Ying yang sedang dalam keadaan sakit. menggendong dan mencuci kakinya setiap hari. Hingga suatu saat sang suami meminta Ying Ying untuk menjalankan operasi kedua. Awalnya Ying Ying menolak sampai akhirnya Haibing meluluhkan hatinya. sehari sebelum keberangkatannya ke Beijing untuk operasi tempurung kepala Ying Ying menyampaikan impiannya pada sebuah Reality Show Untuk mencarikan istri yang setia untuk suaminya ketika dia tidak bisa bangun lagi saat operasi usai.
           Dengan biaya yang tidak sedikit haibing rela menjual rumah mereka untuk membiayai operasi Ying ying. Karena perjuangan dan kegigihan sang suami pada akhirnya program Reality Show ( Panggung Impian ) tersebut membiayai seluruh operasi Ying Ying dengan kwalitas dokter terbaik. 
            Sebelum menjalani oprasi, Haibing berkata " Kumohon... Kau harus keluar! saya bisa menunggu selamanya kamu disini.. aku tidak bisa kehilangan kamu.. Saya tidak akan pergi, saya akan menunggumu di pintu ruang operasi.. aku akan menunggumu keluar...aku ingin hidup bersamamu selamanya.."
            Pada tanggal 6 Mei 2014, Feng Ying telah melakukan operasi di rumah sakit Tiantan Beijing. Dengan semangatnya yang kuat untuk bertahan hidup serta suami yang selalu memotivasi dan setia mendampingi dalam keadaan apapun akhirnya operasi Ying Ying berhasil dan saat ini mereka hidup dengan bahagia. 







Berikut adalah Link video inspirasi tersebut:

Kisah Inspiratif Saya mencari Istri yang Setia Untuk Suamiku
https://www.youtube.com/watch?v=ThvXDyOTjcI


Kisah Inspiratif Manusia Untuk Apa Jatuh Cinta
https://www.youtube.com/watch?v=Hz5Nl_EwAX8

Jumat, 01 Mei 2015

Ciri-ciri hewan yang tergolong kedalam filum Annelida

Ciri-ciri hewan yang tergolong kedalam filum Annelida
Ciri-ciri hewan yang tergolong kedalam filum Annelida
Ciri-ciri hewan yang tergolong kedalam filum Annelida
Habitat di tanah yang lembab, air laut, air tawar
Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. Tiap segmen dipisahkan oleh septa, Tubuh bilateral simetris, bersegmen, berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m. Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin, sehingga tubuh Annelida menyerupai rangkaian cincin. Hewan filum Annelida berasal dari kata latin “annul/annelus = cincin, gelang” dalam bahasa Yunani “eidos = bentuk” yang dikenal sebagai cacing gelang.
Tubuh anggota filum annelida bersegmen tertutup kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah ada ronnga tubuh (coelom), dengan metamerisme sebagai ciri utamanya: pembagian rongga tubuh, sistem persyarafan, peredaran darah, dan sistem ekskresinya metamerik. Saluran pencernaan lengkap (mulut-usus-anus), berbentuk tubular, memanjang sumbu tubuh.
Respirasi dengan menggunakan epidermis ataupun insang (pada cacing tabung, misalnya) pada somit tertentu, epidermis permukaan kulit (difusi) dan insang (pada polychaeta). Respirasi yang terjadi pada Annelida dengan cara aerob, O¬2 & CO2 berdifusi via kulit menggunakan epidermis pada seluruh permukaan tubuh, namun ada juga yang menggunakan insang pada polychaeta. Hanya terjadi ketika kulit dalam kondisi lembab.
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara aseksual yaitu fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Organ reproduksi hermafrodit (kelas olygochaeta dan hirudinea), dengan hewan langsung berbentuk hewan dewasa, atau berumah dua (kelas archiannelida dan polychaeta), dengan melalui fase larva trokofor.
Hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air. Umumnya annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan akuatis, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata.
Alat gerak, kontraksi otot tubuh dan setae (rambut kaku) pada tiap segmen (polygochaeta dan olygochaeta). Tiap segmen terdapat parapodia; untuk lokomosi, Parapodia terdiri dari sejumlah seta; Seta terdiri dari notopodium, neuropodium, acicula & otot yang bekerja untuk berjalan, merangkak, bersembunyi atau berenang.
Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Saraf dan Indera. saraf tangga tali ( ganglion berderet berpasangan) Statosidaà indra keseimbagan, peka terhadap cahaya. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior
Sirkulasi. peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus memiliki struktur lebih berotot, berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh.

Morfologi dan Anatomi Burung


Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal karena aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh serta memiliki sayap sehingga dapat terbang. Kata aves berasal dari bahasa latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedangkan ornis berasal dari bahasa Yunani, dipakai dalam “ornithology” memiliki arti ilmu yang mempelajari burung-burung.
Aves merupakan vertebrata yang hidup di darat, memiliki bulu hampir di seluruh tubuhnya dan sayap yang berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal sehingga dapat digunakan untuk terbang.
Berikut ini merupakan ciri-ciri Aves, yaitu:
a. Tubuh tertutup dengan bulu,
b. Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang,
c. Rangka ringan, kuat osifikasi sempurna, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan, mulut dengan paruh yang menonjol diselaputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang hdup sekarang,
d. Jantung dengan empat ruang pompa, dua atrium, dua ventrikel yang terpisah,
e. Respirasi dengan paru-paru,
f. Dua belas pasang saraf kranialis,
g. Eksresi dengan ginjal metanefros,
h. Suhu tubuh pada dasarnya konstan,
i. Fertilisasi interal
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a) Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b) Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c) Plumae, Bulu yang sempurna.
d) Barbae
e) Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
– Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
– Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
– Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
– Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
– Tectrices, bulu yang menutupi badan.
– Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
– Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
a. Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
b. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
c. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
– Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
– Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Morfologi Burung merpati
MORFOLOGI BURUNG MERPATI
MORFOLOGI BURUNG MERPATI
Tubuh burung dibedakan atas caput(kepala), cervix(leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor).
Sepasang extremitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang.
Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar.
Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah.
Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar).
Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus.
Anatomi Burung Merpati
1. Sistem pencernaan
SISTEM PENCERNAAN BURUNG
SISTEM PENCERNAAN BURUNG
Tractus digestivus terdiri atas paruh, covum oris; yang di dalamnya terdapat lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai lanjutannya adalah pharynx yang pendek, kemudian œsophagus yang panjang dan beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari crop masuk saluran yang sering disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan lambung (asam) sedangkan ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras sebelah dalam yang menghasilkan sekresi.
Di dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu penggilingan makanan. Oleh karena itu beberapa jenis burung sengaja menelan batu kerikil, sebagai pengganti tugas gigi yang tidak dimiliki oleh burung.
Dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian halus dan bagian akhir adalah rectum dan kemudian cloaca dan yang terakhir adalah anus.
Pada intestinum terdapat rumbai-rumbai sebagai cæcum yang merupakan saluran buntu. Di sebelah dorsal cloaca terdapat suatu bursa fabricii pada hewan yang masih muda. Fungsi yang sebenarnya belum diketahui, hanya yang jelas penting untuk determinasi.
Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan relatif besar, bewarna merah coklat dengan beberapa lobi. Pada beberapa aves memiliki vesica fellea sebagai penampung billus. Pada burung merpati vesica fellea tidak ada. Glandulæ pancreaticus biasanya memiliki tiga saluran yang menyalurkan sekresinya ke intestinum. Sehubungan dengan makanan, terjadi adaptasi paruh.
2. Sistem Pernapasan
SISTEM PERNAFASAN BURUNG MERPATI
SISTEM PERNAFASAN BURUNG MERPATI
burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda. pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.
Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru.
Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap.
Kantong udara terdapat pada :
– Pangkal leher (servikal)
– Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
– Antar tulang selangka (korakoid)
– Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
– Rongga perut (saccus abdominalis)
– Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantong udara :
• Membantu pernafasan terutama saat terbang
• Menyimpan cadangan udara (oksigen)
• Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
• Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui ujung yang berlawanan. “Rancangan” khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang.
Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar. Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.
`
REPRODUKSI BURUNG
REPRODUKSI BURUNG
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca.
Ginjal bertipe metanefros berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara langsung pada kloaka dan tidak ada kandung kemih. Ekskret semi solid (mengandung urat). Kelenjar adrenal sepasang, pada pertukaran ventral ginjal. Sekret dari gonad mengatur karakteristik seksual sekunder (bulu, jengger, dan gembel).
Fertilisasi terjadi di dalam. Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur dikeluarkan mendapat penutup albumin dan cangkang dalam oviduk, maka inkubasi adalah 16-18 hari .Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan ureter yang berawal dari ren.
Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis.
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi. Waktu kopulasi, sperma dan ovum saling menempel, sehingga sperma yang keluar langsung masuk ke dalam proctodoeum yang betina, untuk kemudian menuju oviduct. Organ reproduksi betina hanya terdiri dari satu ovarium sebelah kiri. Tuba merupakan oviduct bagian rustral, terdapat kelenjar .
4. Sistem Saraf
SARAF AVES
SARAF AVES
Berikut ini merupakan susunan saraf pada burung adalah: Otak dan sumsum belakang.
Otak dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
 Otak besar. Pada otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan bentuknya juga tidak berlipat-lipat.
 Otak kecil. Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur keseimbangan pada waktu terbang atau melayang-layang.
 Otak tengah. Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi penglihatan.
 Sumsum lanjutan.
Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap rongga mulut. Indra ini memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilih makanan ini dibantu oleh reseptor tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatid besar dan tajam dalam kemampuan observasi.
Indra pendengar berupa telinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah, dan dalam. Kelenjar endokrin terdiri atas: glandulae pituitaria atau hypophysa sebagai ‘the master of glands’, terletak pada dasa otak ujung infundibulum: Glandulae thvroidea yang terletak di bawah vena jugularis dekat asal cabang arteri subclavia dan arteri carotis.
5. Sistem sirkulasi
SISTEM SIRKULASI AVES
SISTEM SIRKULASI AVES
Alat sirkulasi berupa jantung yang terdiri dari 4 ruangan dengan sekat sempurna, arteri dan vena. Sistem sirkulasi pada aves sama seperti manusia. Sirkulasi darah pada aves : darah dari vena kava masuk pada atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian darah dipompa ke paru-paru melalui pulmonalis lalu menuju ke ventrikel kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.
6. Sistem rangka
SISTEM RANGKA AVES
SISTEM RANGKA AVES
Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi
tulang burung adalah sebagai berikut :
• Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
• Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
• Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
• Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
• Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
b) Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
• Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
• Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
• Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap
• Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
• Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
• Korakoid : Penghubung tulang dada
• Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang
• Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut
• Pelvis : Penghubung tulang ekor
• Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka
• Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis
• Tulang paha : Untuk persendian.
Demikianlah artikel morfologi dan anatomi burung. Mudah-mudahan bermanfaat ya,..

Morfologi Dan Anatomi Reptil


Contoh morfologi reptil
Morfologi Dan Anatomi Reptil
Morfologi Dan Anatomi Reptil

Ciri-ciri Reptil
Kelas Reptil memiliki ciri khusus untuk membedakan dengan hewan vertebrata lain, diantaranya :
a. Kelenjar kulit
Reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit kelenjar kulit dikarenakan ada sisik epidermal kering pada reptil. Misalkan pada ular dan kadal yang kulitnya kadangkala berganti kelenjar mukus dan kelenjar kloaka pada buaya berfungsi selama masa bercumbu. Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin didekat kloaka di masa kawin. Kadal ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau lubang femoral, umumnya pada betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada pejantan. Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada musim kawin.
b. Sisik epidermal
Sisik epidermal terlihat jelas pada kadal dan ular. Sisik epidermal secara terus menerus diproduksi oleh karena pertumbuhan dari lapisan stratum germinativum epidermis dan umumnya berlipat sehingga menjadi tumpang tindih satu sama lain. Ketika lapisan sisik epidermal tumbuh sempurna atau secara utuh, akhirnya menjadi terpisah dari stratum germinativum dan tampak sebagai benda mati. Ular dan kadal sisik-sisiknya berganti dikenal dengan proses ekdisis. Sebelum berlangsung proses ekdisis, sisik-sisik baru yang menggantikan sisik yang tua sudah terbentuk. Pergantian kulit pada ular dilakukan secara sekaligus, berbeda dengan kadal, buaya, penyu dan kura-kura, serta tuatara yang melepasnya dalam bentuk potongan dan serpihan
c. Gigi
Pada kura-kura dan penyu tidak memiliki gigi sama sekali, tetapi diganti dengan lapisan tanduk baik di rahang atas maupun bawah seperti layaknya paruh burung. Reptilia lain umumnya memiliki gigi dan berkembang baik. Gigi segera diganti jika tanggal. Pada crocodilia giginya lebih seragam, berbentuk kerucut, kelengkapan giginya mengarah pada gigi tipe thecodant.Sebagian besar kadal memiliki gigi seragam atau homodont. Ada (sedikit) reptilia yang memiliki gigi seri, taring dan geraham, sehingga pertumbuhan gigi ini mengarah ke tipe heterodont. Sebagian kecil kadal memiliki gigi yang tumbuh pada langit-langit mulut, tetapi umunya melekat pada rahang. Tipe gigi pada reptil terbagi menjadi dua , yaitu ; tipe acrodont, hanya melekat pada rahang sehingga tidak terletak pada lubang rahang. Yang kedua adalah tipe Pleurodont, yaitu gigi berada dan melekat pada sisi dalam rahang.
d. Alat gerak (appendages) dan lokomasi
Reptile selama sejarah evolusinya telah menggunakan berbagai macam gerakan, ada yang dapat berenang, berjalan atau berlari di daratan, menggali liang, memanjat dan bahkan dapat meluncur di udara. Contoh terbaik tipe dasar tungkai reptilian adalah pada kadal. Setiap tungkai biasanya memiliki 5 jari dan setiap jari bercakar. Banyak kadal dapat berlari dengan 4 tungkai, tetapi ada yang hanya menggunakan 2 tungkai belakang saat berlari. Ada kadal yang mampu memanjat permukaan vertical misalnya pada kelompok tokek karena ada alat tambahan berupa kait. Beberapa kadal dari genus Draco mampu meluncur di udara, karena meiliki kulit tambahan seperti jarring yang lebar di setiap sisi tubuh tetapi tidak memiliki tungkai. Dua pasang tungkai pada kadal tidak selalu pentadaktil, terkadang jari-jari pada satu atau kedua pasang tungkai menghilang. Kadal tak bertungkai dikelompokkan dalam family Ellidae atau family Anguidae sehingga nampak seperti ular. Buaya mampu berjalan di atas tanah sebaik berenang di air. Mungkin jaringan selaput antar jari tersebut bervariasi, akan tetapi kecepatan di air di sempurnakan oleh gerakan tubuh mengombak ke samping.
Reptil yang teradaptasi sangat baik untuk kehidupan akuatik adalah kura-kura laut. Tungkainya termodifikasi menjadi sirip, kuku mereduksi atau tidak ada. Kura-kura tanah memiliki tungkai yang kuat dan mampu mengangkat tubuh untuk bergerak. Kura-kura laut dan air tawar dapat merubah berat badannya secara spesifik, sehingga mampu bertahan dalam air pada kedalaman tertentu, dapat mengambang di permukaan atau bergerak di dasar kolam. Kemungkinan ini dicapai dengan merubah volume udara di paru-paru dan dengan menambah atau mengurangi jumlah air yang disimpan di kloaka.
Gerakan melata pada ular adalah hal yang menarik. Ternyata ular melata bergerak dengan cara berbeda. Ada 4 tipe gerakan maju, yaitu berombak horizontal, rectilinear, concertina, dan sidewinder. Rattlesnake dan ular berbisa memiliki lubang sensor khusus di setiap sisi kepal.
Sistem Pencernaan
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Pencernaan
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan dibedakan antara tractus digestivus dan glandula digestoria.
a.  Tractus Digesntivum
Terdiri dari: cavum oris, pharynx, esophagus, vetriculus, intestinum tenve, cecum, intestinum crassum dan cloaca.
Didalam cavum oris terdapat dentes yang berbentuk canus. Dentes ini berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi samping gingiva, sedikit melengkung ke arah medial cavum oris.
Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat befida.
b. Glandula digestaria
Terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea.
Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dexter dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi coudal lobus dexter hepatis.
Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang besar disebut hepato- pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada duodenum.
Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung instestinum tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum. Omentum ini memanjang ke caudal disebut omentum duodeno- hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum.
Sistem Respirasi
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Respirasi
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Respirasi
Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago.
Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea.
Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing- masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri.
bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian, yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Pada ular umumnya pulmo mempunyai lekukan- lekukan yang asymetris, dan pulmo kanan selalu sangat pamang.
Sistem Ekskresi
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Ekskresi
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru- paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.
Sistem Reproduksi
Jantan
– Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
– Sepasang testis
– Memiliki epididimis
– Memiliki vas deferens
Betina
– Memiliki sepasang ovarium
– Memiliki saluran telur (oviduk)
– Berakhir pada saluran kloaka
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Sistem Peredaran Darah
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Peredaran Darah
Morfologi Dan Anatomi Reptil Sistem Peredaran Darah
Terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister, dan sinus venosus.
Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula atrioventricularis.
Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah di ventriculus dexter dan sinister untuk sebagian masih tercampur.
Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing- masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke arah cranial yaitu arteria carotis communis.
Arteria carotis communis ini akan bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masing-masing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan interna.
Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh yang besar disebut aorta dorsalis.
Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu, arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra yang menuju ke extremitas anterior.
Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum. Yang masuk ke atrium sinistrum ialah vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo.

Perbandingan Jantung Ikan, Amfibi, Reptil, Burung, dan Mamalia

Jantung adalah organ khusus yang memiliki fungsi untuk memompa darah. Jantung tersusun atas otot-otot khusus yang tidak merasa lelah walaupun terus berdenyut. Otot-otot ini dapat terus berkontraksi dan berelaksasi walaupun tanpa kesadaran individu tersebut. Jantung bekerja karena adanya aliran listrik khusus yang menstimulasi jantung untuk berdenyut. Itulah sebabnya apabil ada seseorang yang mengalami gagal jantung, dokter akan membanu kerja jantungnya dengan memberikan kejutan listrik.
Hewan-hewan vertebrata memiliki anatomi jantung yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menyesuaikan dengan ukuran, aktivitas, dan habitat dari hewan-hewan tersebut. Hewan yang berukuran lebih besar akan memiliki ukuran jantung yang lebih besar pula. Berikut ini adalah perbedaan struktur jantung pada ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia dilihat dari jumlah ruang jantung serta model peredaran darah yang terjadi padanya.
Perbandingan ruang jantung ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia
Perbandingan ruang jantung ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia
Jantung ikan
Jantung ikan hanya terdiri atad 2 ruang jantung saja, yaitu 1 serambi dan 1 bilik. Aliran peredaran darah dari ikan juga lebih sederhana dibandingkan dengan hewan vertebrata yang lain. Darah kotor akan dipompakan dari bilik menuju insang untuk mendapat pasokan oksigen. Kemudian darah ini akan langsung mengalir ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung dengan memasuki bagian serambi.
Jantung amfibi
Amfibi memiliki 3 ruang jantung, yaitu 2 serambi dan 1 bilik. Darah kotor dari seluruh tubuh akan masuk serambi kanan kemudian menuju bilik. Dari bilik darah akan dipompa menuju paru-paru untuk mendapat pasokan oksigen kemudian kembali ke jantung dengan memasuki serambi kiri. Dari serambi kiri darah akan masuk ke bilik dan dipompakan ke seluruh tubuh kembali. Bila diperhatikan pada daerah bilik terdapat sedikit pencampuran antara darah kotor dan darah bersih karena bilik jantung amfibi hanya 1 saja.
Jantung reptil
Jantung reptil terdiri atas 4 ruang seperti jantung mamalia, namun terdapat sekat yang belum sempurna (lubang) pada daerah serambinya. Lubang ini disebut dengan nama foramen panizzae. Darah kotor dari seluruh tubuh akan masuk serambi kanan, kemudian menuju bilik kanan dan dipompa menuju paru-paru. Dari paru-paru, darah bersih akan masuk serambi kiri, kemudian bilik kiri untuk selanjutnya dipompa menuju seluruh tubuh. Adanya sedikit lubang pada bagian serambi ini memungkinkan terjadinya sedikit pencampuran darah bersih dan kotor pada bagian serambi.
Jantung burung dan mamalia
Jantung burung dan mamalia memiliki struktur yang serupa, yaitu 4 ruang jantung yang sempurna. Adanya sekat jantung yang sempurna menjadikan peredaran darah bersih dan kotor dapat berlangsung dengan sempurna tanpa pencampuran keduanya. Darah kotor akan masuk serambi kanan, menuju bilik kanan, menuju paru-paru, menuju serambi kiri, kemudian bilik kiri untuk akhirnya dipompa menuju seluruh bagian tubuh.