Contoh morfologi reptil
Ciri-ciri Reptil
Kelas Reptil memiliki ciri khusus untuk membedakan dengan hewan vertebrata lain, diantaranya :
a. Kelenjar kulit
Reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit kelenjar kulit
dikarenakan ada sisik epidermal kering pada reptil. Misalkan pada ular
dan kadal yang kulitnya kadangkala berganti kelenjar mukus dan kelenjar
kloaka pada buaya berfungsi selama masa bercumbu. Beberapa kadal juga
memiliki kelenjar endokrin didekat kloaka di masa kawin. Kadal ini
memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau lubang femoral, umumnya pada betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada pejantan. Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada musim kawin.
b. Sisik epidermal
Sisik epidermal terlihat jelas pada kadal dan ular. Sisik epidermal
secara terus menerus diproduksi oleh karena pertumbuhan dari lapisan
stratum germinativum epidermis dan umumnya berlipat sehingga menjadi
tumpang tindih satu sama lain. Ketika lapisan sisik epidermal tumbuh
sempurna atau secara utuh, akhirnya menjadi terpisah dari stratum
germinativum dan tampak sebagai benda mati. Ular dan kadal
sisik-sisiknya berganti dikenal dengan proses ekdisis. Sebelum
berlangsung proses ekdisis, sisik-sisik baru yang menggantikan sisik
yang tua sudah terbentuk. Pergantian kulit pada ular dilakukan secara
sekaligus, berbeda dengan kadal, buaya, penyu dan kura-kura, serta
tuatara yang melepasnya dalam bentuk potongan dan serpihan
c. Gigi
Pada kura-kura dan penyu tidak memiliki gigi sama sekali, tetapi
diganti dengan lapisan tanduk baik di rahang atas maupun bawah seperti
layaknya paruh burung. Reptilia lain umumnya memiliki gigi dan
berkembang baik. Gigi segera diganti jika tanggal. Pada crocodilia
giginya lebih seragam, berbentuk kerucut, kelengkapan giginya mengarah
pada gigi tipe thecodant.Sebagian besar kadal memiliki gigi seragam atau homodont. Ada (sedikit) reptilia yang memiliki gigi seri, taring dan geraham, sehingga pertumbuhan gigi ini mengarah ke tipe heterodont.
Sebagian kecil kadal memiliki gigi yang tumbuh pada langit-langit
mulut, tetapi umunya melekat pada rahang. Tipe gigi pada reptil terbagi
menjadi dua , yaitu ; tipe acrodont, hanya melekat pada rahang sehingga tidak terletak pada lubang rahang. Yang kedua adalah tipe Pleurodont, yaitu gigi berada dan melekat pada sisi dalam rahang.
d. Alat gerak (appendages) dan lokomasi
Reptile selama sejarah evolusinya telah menggunakan berbagai macam
gerakan, ada yang dapat berenang, berjalan atau berlari di daratan,
menggali liang, memanjat dan bahkan dapat meluncur di udara. Contoh
terbaik tipe dasar tungkai reptilian adalah pada kadal. Setiap tungkai
biasanya memiliki 5 jari dan setiap jari bercakar. Banyak kadal dapat
berlari dengan 4 tungkai, tetapi ada yang hanya menggunakan 2 tungkai
belakang saat berlari. Ada kadal yang mampu memanjat permukaan vertical
misalnya pada kelompok tokek karena ada alat tambahan berupa kait.
Beberapa kadal dari genus Draco mampu meluncur di udara, karena
meiliki kulit tambahan seperti jarring yang lebar di setiap sisi tubuh
tetapi tidak memiliki tungkai. Dua pasang tungkai pada kadal tidak
selalu pentadaktil, terkadang jari-jari pada satu atau kedua pasang
tungkai menghilang. Kadal tak bertungkai dikelompokkan dalam family
Ellidae atau family Anguidae sehingga nampak seperti ular. Buaya mampu
berjalan di atas tanah sebaik berenang di air. Mungkin jaringan selaput
antar jari tersebut bervariasi, akan tetapi kecepatan di air di
sempurnakan oleh gerakan tubuh mengombak ke samping.
Reptil yang teradaptasi sangat baik untuk kehidupan akuatik adalah
kura-kura laut. Tungkainya termodifikasi menjadi sirip, kuku mereduksi
atau tidak ada. Kura-kura tanah memiliki tungkai yang kuat dan mampu
mengangkat tubuh untuk bergerak. Kura-kura laut dan air tawar dapat
merubah berat badannya secara spesifik, sehingga mampu bertahan dalam
air pada kedalaman tertentu, dapat mengambang di permukaan atau bergerak
di dasar kolam. Kemungkinan ini dicapai dengan merubah volume udara di
paru-paru dan dengan menambah atau mengurangi jumlah air yang disimpan
di kloaka.
Gerakan melata pada ular adalah hal yang menarik. Ternyata ular
melata bergerak dengan cara berbeda. Ada 4 tipe gerakan maju, yaitu
berombak horizontal, rectilinear, concertina, dan sidewinder. Rattlesnake dan ular berbisa memiliki lubang sensor khusus di setiap sisi kepal.
Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan dibedakan antara tractus digestivus dan glandula digestoria.
a. Tractus Digesntivum
Terdiri dari: cavum oris, pharynx, esophagus, vetriculus, intestinum tenve, cecum, intestinum crassum dan cloaca.
Didalam cavum oris terdapat dentes yang berbentuk canus. Dentes ini
berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi samping gingiva,
sedikit melengkung ke arah medial cavum oris.
Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os
hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat befida.
b. Glandula digestaria
Terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea.
Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dexter dan berwarna
coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi coudal lobus dexter
hepatis.
Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan
duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas
bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu
ductus yang besar disebut hepato- pancreaticus atau ductus choledochus
yang bermuara pada duodenum.
Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat
penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung
instestinum tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum
crassum (rectum) disebut mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan
ventriculus terdapat suatu lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum.
Omentum ini memanjang ke caudal disebut omentum duodeno- hepaticum yang
menghabungkan hepar dengan duodenum.
Sistem Respirasi
Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago.
Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea.
Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi
bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing- masing menuju ke pulmo
kanan dan pulmo kiri.
bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian,
yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior
berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir.
Pada ular umumnya pulmo mempunyai lekukan- lekukan yang asymetris, dan
pulmo kanan selalu sangat pamang.
Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru- paru,kulit dan
kloaka. Kloaka merupakan lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil
metabolisme.
Sistem Reproduksi
Jantan
– Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
– Sepasang testis
– Memiliki epididimis
– Memiliki vas deferens
Betina
– Memiliki sepasang ovarium
– Memiliki saluran telur (oviduk)
– Berakhir pada saluran kloaka
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di
sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan
oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung
tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya
satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh
cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur
ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam
telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura
serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam
air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
Sistem Peredaran Darah
Terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2
ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister, dan
sinus venosus.
Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum.
Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura
atriovenricularis dengan katup valvula atrioventricularis.
Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum
ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah di ventriculus dexter
dan sinister untuk sebagian masih tercampur.
Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang membelok ke
kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing- masing ke
pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang
membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke
arah cranial yaitu arteria carotis communis.
Arteria carotis communis ini akan bercabang dua menjadi arteria carotis
communis dexter dan sinister yang masing-masing baik dexter maupun
sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan
interna.
Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan
dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister,
masing-masing berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk
menjadi satu pembuluh yang besar disebut aorta dorsalis.
Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu, arcus aortae dexter terlebih
dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke esophagus,
kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra yang
menuju ke extremitas anterior.
Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova
superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari
bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari
sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum. Yang masuk ke
atrium sinistrum ialah vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari
pulmo.
Jumat, 01 Mei 2015
Morfologi Dan Anatomi Reptil
06.01
No comments
0 komentar:
Posting Komentar